Monday, November 16, 2009

LAGI LAGI TENTANG HATI

hati, tenanglah...
jangan bergerak terlalu lasak
tak perlu kau sobek lagi sisi tubuhmu yang sudah kutisik
aku tahu kecewamu...sebab aku pun merasakannya
tapi kita bisa apa?
dia sedang menjauh pergi...
tenanglah...
aku pun perlu membereskan kepala
agar siap menerima perginya
dia menjauh kini, mencampakkan kita seperti sampah tak berarti
tapi bukankah sejak dulu kita tahu dia akan bisa melakukan itu?
ya, memang sakit...
aku bisa merasakan sakitmu, karena kamu mengirimkannya padaku
tapi aku, terus terang saja tak bisa apa-apa
dia memang bukan milikku...
dia milik masa lalunya dan sekali lagi, ternyata
aku memang bukan masa depannya
jadi untuk apa rasa sakitmu? rasa sakit kita?
kita, buatnya, mungkin hanya serupa dermaga
yang untuk beberapa waktu nyaman dia labuhi
lalu ditinggalkan ketika bosan dan kenangan memanggilnya pulang
kita bisa apa? rumahnya memang bukan di sini
dia datang dari negeri di mana pura-pura menjadi niscaya
tempat di mana hipokrisi bercokol abadi
tentu tak sama dengan kita, bukan?
kita tak terbiasa dengan hukum seperti itu
berbahagialah kita yang tak perlu berpura-pura
senanglah karena kita tak mengamini hipokrisi
jadi, tenanglah hati...
kita lebih berarti...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home