Sunday, October 12, 2008

TENTANG BARUSAN

dan kata-kataku kembali lewat selembar kartu biru bertulis Judgement/Hihger Self. ia menyuruhku untuk merujuk pada ketelitian, rasionalitas, analisa dan kerifan. ya...jalan paling mudah menghadapi tuduhan kurasa. menurutnya, kartuku itu, ini bukan saat yang tepat untuk bertindak tergesa. orang boleh menghujaniku dengan berbagai tuduhan. tapi sesungguhnya, aku tak akan terjungkal oleh tuduhan apapun. tak ada yang mendesak untuk segera dituntaskan. tak ada yang terlalu penting untuk ditanggapi secara berlebihan. kendati bagiku, tuduhan itu menyebalkan dan menyudutkan. bahkan kalau boleh lugas bicara aku ingin bilang : apa urusan mereka? tapi ini bukan saatnya. terlalu berlebihan untuk memanggil emosi datang untuk sesuatu yang lebih mirip lelucon ketimbangan masalah besar. memang menyebalkan, tapi juga tak terlalu penting hingga bisa diabaikan. kartuku bilang, biarkan emosi pergi jalan-jalan, menghirup udara segar atau hinggap di kepala tak berjiwa. aku, katanya, lebih baik putar haluan, kembali ke Rumah, di mana Jiwa Luhurku duduk tenang, merapal doa membimbingku kembali pada kekuatan batin yang selama ini kumiliki. ia menyuruhku mengikuti kata hati untuk mundur dari pentas drama dan akting yang semakin runcing. tinggalkan saja. katanya, aku perlu jeda. aku perlu hening. saat ini selalu berasal dari kemarin, dari tadi dan barusan. selalu ada alasan yang membuat sesuatu terjadi. yang aku butuhkan saat ini, adalah mempelajari dan menganalisa semua faktor yang bertendensi jadi pemicu kini. Jiwa Luhur menawari untuk jadi pembimbingku dan kenapa pula harus tak kuijinkan. katanya, ia mungkin perlu menginap malam ini, atau mungkin tiga hari hingga aku mahir menganalisa dan mendapat jawabannya. mungkin saja, pesan yang kutangkap nanti serupa ini : ikhlaskan apapun yang menimpamu sekarang.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home