PANGERAN
/1/
Pangeran, aku datang
Menemuimu yang tertawan
Dipayungi awan yang menebal hitam
Seperti saat kamu hendak menyuntingku
Aku pun berdebar, lututku gemetar
Seperti apa wajahmu
Ah, tak mudah rupanya
Banyak gerbang yang harus kukuakan
Banyak penjaga yang harus kulawan
Herannya, aku tak juga surut
Aku yakin pasti bisa menemuimu
Tubuhku beku di depan pintu
Dan kebekuanku melumerkan pintu itu
Kamu muncul di depanku dengan wajah kelu
Sungai matamu meluap membanjir ke hatiku
"Tenang sayang, aku bersamamu," kataku
"Maafkan aku," katamu
Lalu kita berenang dalam isakan
/2/
"Aku menunggu," katamu
Ya, akupun menunggumu
Menunggu pangeran yang dulu
Tapi waktu tak bisa diputar ulang
Roda hidup bergulir tanpa bisa dihentikan
Kamu bertumbuh dengan cara pilihan
Dan nyatanya aku masih di sini
Tak beranjak seincipun
Pangeran atau tawanan sama artinya
Kamu menoreh jejak di peta hatiku
Kamu beri tanda tiap jejak dengan noktah berwarna
Ada yang merah muda, merah darah, hitam pekat juga biru samudra
"Tenang sayang, aku bersamamu," kataku
"Maafkan aku," katamu
Dan kita bersama terluka