MUNGKIN SAJA

Entah kenapa, akhir-akhir ini aku tak lagi punya gairah menulis. Maksudnya tidak bisa menulis dalam arti curhat seperti yang biasa kulakukan, sebab sebagai penulis, menulis adalah kerja harianku. Aku seperti tak lagi punya bahan untuk kupertanyakan. Otakku rasanya majal, tumpul oleh tumpukan pikiran yang sebenarnya sangat ingin kutumpahkan, kuhempaskan, kuledakkan. Tapi tak bisa. Dia beku, buntu! Kali inipun, aku tak yakin, untuk apa aku menulis. Tidak ada topik yang ingin kubicarakan selain kebimbangan dan kegelisahan atas kebisuan benakku. Rasanya ingin sekali aku terus diam, menelan segala kegelisahan. Kalau bisa melarikan diri dari hidup, mungkin aku akan melakukannya. Sayangnya, aku bukan drupadi yang bisa ikut bertapa bersama pandawa. Jadi mustahil aku bisa mengasingkan diri dari semua keriuhan pikiran, dari kesesakan kehidupan.

Ya, aku ingin sekali terlontar ke sebuah wilayah antah berantah yang tak satu makhluk pun perlu bicara. Aku bosan bicara dan bosan terus ditanya. Aku bosan bertanya dan juga bosan menunggu jawaban. Meski aku sendiri tak tahu sebenarnya siapa yang mengharuskanku bicara, siapa yang menuntutku untuk menjawab, apa yang kupertanyakan atau apa yang akan kujadikan jawaban. Semua berlarian di kepalaku, membuat rusuh. Entah untuk apa, atau siapa aku harus berpikir. Entah atas dasara apa aku harus bicara. Entahlah...

Mungkin memang aku harus diam. Sudah saatnya aku berhenti bicara, atau bertanya. Mungkin sudah saatnya aku berhenti jadi monyet penggembira dalam pertunjukan topeng monyet yang tak lagi menarik untuk ditonton. Mungkin sudah waktunya aku mulai menghibur diri sendiri, setelah cukup lama sibuk menghibur orang lain. Ya...Mungkin saja!!!