Sunday, July 05, 2009

TAK USAH NYALAKAN LAGI

Hei, kenapa kau padamkan lampu kamarku? Buat apa?
Terang di hatiku sudah mati lebih dulu, kau tentu tak tahu itu
Kau juga tentu tak tahu kalau kau tak akan bisa menyalakannya lagi
Jadi gelap yang kau buatini tak akan ada pengaruhnya bagiku
Aku tak lagi takut pekat, aku dan dia kini bersahabat

Lalu buat apa kau padamkan lampu kamarku? Percuma saja.
Kau pikir, aku akan lari padamu mencari terang atau sebuah pelukan?
Jangan bermimpi lagi, hatiku sudah mati. Lampunya sudah padam lebih dulu
Aku tak takut sendiri kini. Bukankah kita juga sendiri saat mati?
Percuma kau tunggui aku di depan pintu, tak kan kukeluar selagi kau di situ

Kau tahu? Ada api di hatiku. Amat benderang dan ia bisa nyalakan apa saja
Lemparkan hatimu yang kering itu, sini, biar kusulut jadi abu
Jangan naif. Apalagi bermimpi aku masih punya mata air dan sungai cinta itu
Sudah gersang, tak ada kehidupan. tak ada apa-apa lagi selain kerontang
Kau harusnya tahu, percuma menantiku, aku ingin pergi, tak mau kembali

Percuma kau matikan lampu untuk sekadar memancingku keluar kamar
Gelap tak akan mengubah apapun, selain penat yang makin sarat
Sungguh, aku tak ingin bersamamu, percuma kau menungguiku di pintu itu
Aku tak lagi takut gelap atau sendiri, sungguh aku tak takut apa-apa lagi.
Biarkan lampu itu padam selamanya. Tak perlu nyalakan lagi. Percuma.