Tuesday, March 29, 2011

KUHALAU KUNANG-KUNANG YANG MEMENDARKANMU DI KEPALAKU

Pada kunang-kunang yang kerap datang
Selalu kudapati rautmu dan senyum malu itu
Kutepis bayanganmu meski kerap tak berhasil
Aku kehilangan puisi pada banyak kali
Tak kutemui aksara yg membuatku bisa merangkai kata
Entah ke mana larinya rima dan bunyi
Mungkin pergi bersama luka dan aku tak kenan mengenangnya
Tak ingin lagi tertambat terlalu kuat melekat
Sebab aku selalu nyaris mati tercekik
Jadi kubiarkan rasa itu menunggu dan meragu
Kulatih dia utuh dalam separuh, rapuh
Biar aku sadar hati bisa pecah terpelanting kapan saja
Karena semua rindu dan rasa sejatinya fatamorgana
Maka tiap kali kunang-kunang itu datang memendarkanmu di kepalaku
Kulontarkan mantra penghalau igau: aku harus tetap terjaga

Friday, March 18, 2011

MAKAN SIANG

Menuku tadi lezat sekali

Di pinggan tersaji namamu
Beriris-iris rindu
Dan sedikit taburan cemburu

Apa menu makan siangmu?

Thursday, March 17, 2011

MALAM LAMBAN

Dan malam bergerak lamban di sini: hatiku
ada sudut-sudutnya yang berharap
melihat namamu berpendar di layar

ah, sial...

sepi makin sunyi, dan aku sendiri
menghitung tiktok jam meja
yang suaranya jadi serupa dentang genta gereja

tak bisa kutenangkan rindu
dia koyak malamku
kupeluk hatiku; kami kelu